Tadi siang diminta oleh salah satu sahabat guru untuk membersihkan meja kerja di sekolah, meja kerja saya, guru geografi, karena banyak DOLI, dokumen liar. Istilah lama, sampah berkumpul. Yaa mengalah sajalah. Pesan grab, bawalah itu doli doli wangsa, yang ternyata ada beberapa karya anak yang rencananya akan saya manfaatkan untuk Laboratorium IPS. Karena LAB IPS hanya dibutuhkan saat akreditasi, sekarang menjadi gudang. Hmmm sejak siapa yaa ?
Ingat sekali ketika bu Wieke Salehani, bu kepsek yang saat datang ke SMAN 8 Jakarta, beliau mengatakan kenal saya. Kaget juga beliau buka itu, pernah membantu memberikan solusi agar anak-anak cerdas di SMAN 3 bisa berkuliah di PTLN. Saat itu saya menjadi guru BK di SMAN 8, saya undanglah APU Jepang, Kyungsung Korea, NTU dan NUS Singapore, tanpa biaya. Kaget beliau. Hehehee. Dari para murid cerdas itu, salah satunya anak SMANDEL yang berpindah ke kelas tersebut. Sangat hapal, namanya Dadon ! Cerdas kali euy tuh anak.
Bu Wieke memanggil saya ke ruangan dan berkata : pak, bantu saya. ini banyak catatan merah bapak dari kepala sekolah sebelum saya. Gubrak, klarifikasi, pembinaan, tanda tangan selesai. Saya terbang ke Menado kampung halaman bu Wieke dengan 10 anak-anak OSN. Eranya Bintang Wananda. Dari perunggu terakhir menjadi Emas pertama, keren Bintang.
Bu Wieke dan bu Nahdiana dua pribadi yang mirip, kalau bu Wieke menyebut saya “pak”. Bu Nahdiana menyebut saya “Bang”. Bu Nahdiana salah satu kepala sekolah yang saya buat memorandumnya, kegiatan beliau di SMAN 8 Jakarta, dengan cover beliau dan pak Jokowi saat berkunjung ke sekolah. Beliau-beliua ini yang kalau diskusi bisa panjang, tidak membuat saya direndahkan, kalimatnya selalu, terus solusiny apa, ayo gali lagi, pasti bisa, coba simulasikan….
Waktu ke Padang, melepas beberapa guru, bu Anidar guru fisika keren dan walikelas saya kelas XII, yang masih sering membalas komen di FB, “wangsa, ibu titip SMAN 8, jaga kedisiplinan dan berikan yang terbaik”. Ketua panitia saat itu pak H. Bugis (almarhum) alias H. Bambang Ugi Soeprapto,… al fatihah untuk beliau. Pak Ugi dengan pin Layanan Prima yang beliau dapatkan, berpesan,”sa, kamu itu guru di sekolah kamu, harus malu kalau berbuah salah, beri contoh, layani siswa dengan baik. Bukan berarti kamu nggak boleh marah. Marah pada waktunya, senyum pada saatnya, gandeng tangan siswa saat mereka butuh kamu….”
Pak Ugi yang kembali jadi guru setelah melaksanakan tugas kepala sekolah, menemani saya di piket dan BK. Gagah, besar, tapi kalau memberikan solusi amat jelas terukur dan bisa dilaksanakan. Atau karena sama-sama Banyumasan ?
Pak Suwarno juga Banyumasan, guru OR, sama dengan pak Ugi, tetapi hingga pensiun tetap jadi guru. Menurut pandangan beliau semua bisa selesai, harus dihadapi, tetap kalem (nah bagian ini saya nggak bisa), tetap bekerjasama dengan sesama petugas (maksudnya orang-orang kesiswaan)… Kami di kesiswaan memanggail beliau… Abah.
Para pengurus OSIS PK nggak mungkin tidak kenal pak Zulfarizal, guru agama islam, benteng osis pk. Gaya orang awak yang cerdas berpantun tetapi kena di hati. Berpikiran luas dan mencari solusi yang boleh jadi menjadi alternatif-alternatif baru. “Jangan pernah memotong meterannya”. Itu kata-kata sakral beliau.
Kalau bicara guru yang tidak pernah terlambat hadir, paling pagi, selalu membawa gorengan di pagi hari, rumahnya paling dekat dengan sekolah (kontrakannya), bisa bernyanyi, jago gambar, rajin buat cerpen…. hanya Pak Udi Wijono. Semoga Allah merahmati dan memberikan syurga. Saat beliau wafat, tidak ada ijin untuk saya yang mau berangkat ke jogya atas biaya sendiri. Pak Udi yang saat saya kelas II SMA, menangkap saya karena menyebarkan kaos salah satu kontestan, saat itu mau pemilu 1987. Malam sebelum pengumuman sekolah, saya menginap setelah minta ijin ke pak Oher penjaga sekolah…. saya mengintip pak Udi sedang mengulis nomor-nomr ujian anak-anak yang lulus. Karena saya lihat semua urutan nomor ujian tanpa ada yang terlewati, saya LULUS dari SMAN 8…. HEHEHHE
Ayo yang mengajarkan saya menulis buku …. yaa bu Cut Meurag Regariana, guru geografi saat di sekolah, teman mengajar dan tentunya ibu di sekolah. Selalu mendengarkan cerita-cerita beliau, saya spesialis menggantikan beliau kalau cuti hamil. Petunjuk menulis dengan awal proses dan akhir yang baik. Kalau buat soal telaten banget, ini yang mengantarkan saya ke PUSPENDIK.
Pak Sugiharto almarhum, beliau yang mengajak saya kembali ke SMAN 8, setelah bertemu di mesjid Al Azhar selepas dzuhur. Besok senin ke sekolah, bantu saya di BK. Gagasan keren, bersama komite ingin membeli tanah untuk guru dan karyawan di Sentul. Sayang sekali tidak terwujud. Kepala sekolah yang membuat ruang kelas ber AC dan Ber LCD… mantap.
Bersambung deh….
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.