Dalam KUMER refleksi dan Evaluasi Penting

Proses pembelajaran yang menyenangkan peserta didik. Kalau ditanya apa saja, saya yakin semua guru bisa menjawab secara detil, jelas dan dalam. Persoalan saat implementasi di kelas. Persiapan yang tidak matang, kurang fokus karena kebanyakan tugas, beban besarnta jam dan memang dari sisi keilmuan atau pedagog itu kurang. Yang paling sulit diraih adalaha ketagguhan untuk belajar, mempelajari, saling berkolaborasi dan berbagi.

Berpihak pada peserta didik, berdifferensiasi, mengikut sertakan peserta didik dalam pemebelajaran termasuk dalam assesmen merupakan hal hal penting yang banyak guru tidak berani untuk berkiprah lebih jauh.

Komponen refleksi dan evaluasi menjadi penting. Kita bisa menggunakan banyak hal untuk refleksi dan evaluasi yang terukur. Maupun paka gfrom atau pun aksi kelas, dengan emoji atau menuliskan di lembar yang ditempelkan di kelas.

Saya biasanya pakai guru BK atau pesan wa ke anak langsung. Saya karena walas juga tanya langsung anak per anak untuk semua mapel. Dari pembelajaran, sikap sosial, termasuk asesmne dan gaya mengajar gutu. Guru BK amat sangat membantu ketika banyak keluhan ke walas. Dari cara mengajar guru, assesmen hingga jawaban soal latihan… hehehehe.Kalau sampai tiap tahun datanya nggak berubah artinya ini orang konsisten mantaps…

Hari iniu saya mengirimkan kondisi pembelajaran yang saya lakukan. Ingat yaa saya bukan dari keguruan, saya anak UI yang pastinya non kependidikan. Saya belajar menjadi guru yang baik. Jadi kalau galak galak versi emak-emak angkatan, yaa mohon maaf. 10 tahun di BK SMAN 8, membuta saya belajar banyak tentang pedagog, penilaian yang menyenangkan, menjadi teman dan apa adanya.

Kurikulum Merdeka bukan memerdekakan keinginan pribadi

Kurikulum merupakan perangkat penting dalam pembelajaran. Kurikulum dibuat untuk mencapai tujuan yang direncanakan, dilaksanakan dan diveluasi sesuai dengan kaidah kaidah pembelajaran yang sesuai perkembangan setiap peserta didik. Ini adalah salah satu buah pikir ketika saya ditanya tentang kurikulum. Pasti semua orang punya pikiran masing-masing. Ketika jaman berganti, manusia berkembang dan kebutuhan hidup juga berbeda karena proses perkembangan yang harus dijalani. Kurikulum juga akan mengalami perkembangan, atau oramg menyatakan sebagai perubahan menuju perbaikan bahasa kerennya.

Lagi-lagi aktor utama perubahan kurikukum adalah para guru di dalam kelas. Karena merekalah yang akan menyampaikan, menterjemahkan, melaksanakan dan melakukan evaluasi. Merekalah yang akan melihat perubahan pemahaman keilmuan, perubahan sikap atau karakter dan tentunya kedewasaan siswa menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.

Kuirkulum dijalani oleh satuan pendidikan, mereka adalah kesatuan yang harus melangkah bersama menuju perbaikan. Karenanya pemahaman akan kurikulum menjadi keharusan. Kurikulum bukan masalah kepangkatan dalam jabatan, pengalaman dalam mengajar atau kedekatan dengan manajeman. Kurikulum merupakan serangkaian pedoman dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran, dari persiapan hingga evauasi serta refelksinya.

Semua perlu dirumuskan, disepakati dan dipedomani dengan baik. Tidak bisa semau-maunya diri sendiri. Bukan karena sudah IVn tidak mau belajar lagi akan kurikulum yang dipakai, padahal gaji jalan terusa apa pun kurikulumnya. Tidak mau belajar lagi karena pensiun sudah dekat, padahal tunjangan masih berjalan. Bahkan menghindari mengajar di kelas dengan kurikulum yang terbaru.

Kumer menuntut : pembelajaran berdifferensiasi, berpihak pada murid, menyenangkan dan mendalam. Bayangkan ketika belajar full power dari jam 7 s.d. 15.00, sepulang dari sekolah, para siswa bermain di rumah atau bercengkrama dengan orang tua atau bersosialisasi dengan lingkungan, main bola di lapangan atau mengaji d musholla. Tidak lagi belajar Fisika, Kimia atau Geografi. Jam 16 di rumah untuk kebaikan sosial diri mereka.

Kalau sampai rumah masih ada PR 30 soal Matematika, PR membuat Video atau membuat laporan kunjungan ke Museum atau lainnya, waduh jika beberpa guru memberikan tugas yang semirip hal itu… Merdeka dimana ? Mendalam dimana ? Atau di hari minggu atau libur harus membuat laporan ini itu, sesuatu yang tidak mungkin saya lakukan.

Yuk belajar di geografi di sekolah dan sekitarnya hanya saat jam pelajaran geografi di sekolah. Ketika saya harus memberikan tugas yang terukur berar, akan memanjangkan waktunya, jika masih bisa di sekolah akan saya minta kerjakan di sekolah. Dan biasanya ini tugas akhir berupa projek mandiri. Bukan tugas harian. PR NGGAK ADA.

Yuk belajar juga cara membahagian siswa dalam pembelajaran.

Taat aturan ini berintegritas

ChatGPT menulis tentang taat aturan, yuk simak, dan jangan baper.

Membangun ketaatan memerlukan pendekatan yang berfokus pada pembentukan perilaku yang patuh dan disiplin. Berikut adalah beberapa langkah untuk membangun ketaatan:

  1. Menetapkan aturan yang jelas: Pastikan aturan dan norma yang harus diikuti sudah ditetapkan dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua orang. Aturan yang ambigu dapat menyebabkan kebingungan dan kurangnya ketaatan.
  2. Contoh dari pemimpin: Pemimpin dan otoritas dalam organisasi harus menjadi contoh yang baik dalam mematuhi aturan. Ketika para pemimpin menunjukkan ketaatan, karyawan cenderung lebih termotivasi untuk mengikuti jejak mereka.
  3. Komunikasi yang efektif: Sampaikan pentingnya ketaatan kepada seluruh anggota organisasi secara terbuka dan jelas. Jelaskan dampak positif dari ketaatan dan konsekuensi dari pelanggaran aturan.
  4. Libatkan partisipasi: Ajak semua anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam pembuatan aturan dan norma yang berlaku. Dengan merasa terlibat dalam proses ini, mereka lebih mungkin untuk menghormati dan mengikuti aturan tersebut.
  5. Sistem insentif dan hukuman: Buat sistem insentif bagi mereka yang mematuhi aturan dengan baik, seperti penghargaan atau pengakuan atas ketaatan mereka. Di sisi lain, pastikan ada hukuman yang sesuai bagi pelanggaran aturan, agar ada keadilan dan kesadaran tentang konsekuensi yang akan dihadapi.
  6. Pembinaan dan pelatihan: Berikan pelatihan dan pembinaan untuk membantu karyawan memahami pentingnya ketaatan, serta memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mematuhi aturan dengan baik.
  7. Evaluasi dan umpan balik: Lakukan evaluasi secara teratur untuk melihat tingkat ketaatan dalam organisasi. Berikan umpan balik yang konstruktif kepada mereka yang perlu meningkatkan ketaatan, dan apresiasi karyawan yang telah patuh.
  8. Budaya organisasi yang mendukung: Ciptakan budaya organisasi yang mendukung ketaatan, di mana nilai-nilai integritas dan disiplin dijunjung tinggi oleh semua anggota.

Dengan menggabungkan langkah-langkah di atas, Anda dapat membangun ketaatan yang kuat dalam organisasi atau lingkungan kerja, menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan berintegritas.

Disiplin itu penting

Lembaga pendidikan merupakan agen perubahan, karenanya pendidikan akan kedipsiplinan menjadi bagian utama dalam pembelajaran keseharian. Disiplin dimulai dari gurunya berupa teladan dalam kehidupan. Bayangkan ketika sebuah sekolah sudah mencanangkan tadarus, tapi gurunya sibuk dengan obrolan yang kata kepalas sekolah saya jaman dulu : NGGAK PENTING. Guru yang terlambat apa pun alasan bukan menjadi kebiasaan, saat terlambat para siswa yang terlambat juga melihat guru yang terlambat dan berjalan santai memasuki sekolah. Sudah terlambat tidak berseragam dan menggunakan kendaraan bermotor melawan arah… hadeuh. Bukan karena guru pembuat aturan kita sewenang-wenang akan hal itu. Berikut adalah cara mendisiplinkan guru yang belum mampu melakukannya :

Mendidik guru yang tidak disiplin dapat menjadi tantangan yang cukup sulit, namun beberapa langkah berikut dapat membantu:

  1. Identifikasi penyebab ketidakdisiplinan: Pertama-tama, perlu dilakukan analisis untuk mengidentifikasi penyebab ketidakdisiplinan guru. Apakah masalahnya karena kurangnya motivasi, tuntutan pekerjaan yang berlebihan, atau ada masalah pribadi yang sedang dihadapi? Dengan mengidentifikasi penyebabnya, Anda dapat memilih strategi yang tepat untuk mengatasi masalah.
  2. Jalin komunikasi: Komunikasi adalah kunci dalam mendidik guru yang tidak disiplin. Berbicaralah dengan guru secara terbuka dan jujur tentang kekhawatiran Anda dan berikan umpan balik konstruktif tentang perilaku yang tidak diinginkan. Dengan cara ini, guru dapat memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan memahami bahwa perilaku mereka memiliki dampak pada siswa dan lingkungan belajar.
  3. Buat aturan yang jelas: Setelah melakukan komunikasi, penting untuk membuat aturan yang jelas dan memastikan bahwa guru memahami konsekuensi yang akan dihadapi jika melanggar aturan tersebut. Misalnya, jika guru terlambat atau absen tanpa alasan yang tepat, maka harus ada sanksi yang jelas.
  4. Berikan dukungan dan bimbingan: Jika masalah ketidakdisiplinan guru terkait dengan kurangnya motivasi atau tuntutan pekerjaan yang berlebihan, Anda bisa memberikan dukungan dan bimbingan untuk membantu guru mengatasi masalah tersebut. Misalnya, berikan pelatihan atau seminar yang relevan atau beri waktu tambahan untuk menyelesaikan tugas.
  5. Tetap konsisten: Konsistensi dalam menghadapi ketidakdisiplinan sangat penting. Anda harus mengikuti aturan dan konsekuensi yang telah ditetapkan, sehingga guru dapat melihat bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi yang jelas dan terukur.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, Anda dapat membantu mendidik guru yang tidak disiplin agar lebih bertanggung jawab dan profesional dalam pekerjaannya.